"Kau temanku ku
temanmu kita kan slalu bersama
Seperti celana
dengan baju
Kau temanku ku
temanmu kita kan slalu bersama
Seperti mentega
dengan roti
Ku kan slalu di
belakangmu mendorongmu untuk maju
Dan bila kau
terjatuh..Ku kan slalu mendukungmu.."
Petikan lagu di atas
mengisi salah satu keceriaan bakti sosial kami dengan adik-adik thaller -
sebutan bagi penderita thalassemia. Alhamdulillah, seperti yang dijadwalkan
pada tanggal 27 Juli 2013 lalu, saya dan teman-teman berhasil melaksanakan
Bakti Sosial Kopdar Sehati Season #4. Seperti yang telah saya sebutkan di
postingan sebelumnya, tema baksos tahun ini bersinggungan dengan kesehatan.
Dan, adik-adik thaller ini akan menjadi teman berbagi kami tahun ini.
Teman-teman yang menginspirasi kami pula tentunya.
Thalassemia, why?
Berawal dari tema
bakti sosial yang ingin menyinggung tentang kesehatan, pada akhirnya
thalassemia menjadi tujuan baksos kami (selain panti wreda). Kurang familiar
dengan thalassemia? Kami pun awalnya termasuk awam dengan penyakit ini. Hanya
sekedar tahu kalau ini penyakit genetis yang tubuhnya tidak mampu menghasilkan
hemoglobin- zat pengikat oksigen dalam darah- yang cukup. Imbasnya untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, harus dilakukan transfusi secara terus menerus.
Hanya sekedar itu.
Lalu akhirnya,
sharing di antara kami membuat kami yang awam lebih mengenal tentang
thalassemia ini lebih jauh. Baik tentang penyakitnya, tentang indikasi dan
tentang orang-orang yang survive dengan penyakit ini.
What we did?
Tidak banyak yang
kita lakukan untuk mereka. Well, kalau boleh dibilang memang dari awal justru
akan banyak hal yang mereka berikan kepada kami, kepada saya khususnya (at
least that's what I thought). Kami hanya berencana untuk berbagi cerita tentang
cita-cita, menggambar dan buka puasa bersama.
Beruntungnya, teman
saya Faisal Jamil, Pengajar
Muda- Indonesia Mengajar, meng-handle acara dengan baik. Keceriaan benar-benar
tercipta di tengah-tengah kami. Di awali dengan " Tepuk Semangat"
saat sesi sharing cita-cita, dilanjutkan dengan bernyanyi (dengan lirik yang
saya sebutkan di bagian awal), dan terakhir menggambar menjelang berbuka puasa.
Sharing tentang
cita-cita menjadi nilai yang ingin kami sampaikan ke mereka. Siapa pun dia,
apapun kondisinya harus memiliki cita-cita yang tinggi. It was us as the
examples. Kami menceritakan masing-masing background kami agar mereka
terinspirasi. Bukan cerita yang muluk tapi semoga maknanya sampai ke mereka. emoga mereka menggenggam erat cita-cita mereka. Aamiin.
Usai sedikit sharing dilanjutkan dengan acara menggambar ria. Alat gambarnya sudah kami persiapkan sebelumnya. Memang ya, menggambar gunung adalah skill wajib anak-anak. Tidak hanya waktu saya kecil dulu, ternyata tetap bertahan hingga sekarang. Tapi, ada satu anak yang menggambar mobil balap beserta pembalapnya. Akhirnya ada yang nyambung juga dengan topik cita-cita sebelumnya,hehe.. Dan, gambar tersebut memang cita-cita dirinya.
Dan terakhir adalah buka bersama. Kami semua berbaur, adik-adik, para orang tua, dan teman-teman saya menikmati santapan berbuka puasa bersama-sama. Senang sekali berada di tengah-tengah kebersamaan mereka.
What we got?
Bagian ini
sepertinya akan menjadi bagian yang paling panjang. Memang banyak hal yang kami
peroleh usai acara tersebut. Tidak hanya tentang seputar info thalassemia tapi
juga value lainnya.
- Tentang thalassemia
Sedikit bekal
pengetahuan tentang thalassemia sebelum acara kami selenggarakan, tapi banyak
hal yang kami tahu sepulang dari acara tersebut. Satu hal yang sangat
ditekankan oleh Bunda (dari POPTI-Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassemia
Indonesia) adalah melakukan pengecekan carrier (gen pembawa) thalassemia ini.
Kita tahu bahwa penyakit ini adalah penyakit genetis. Dan kembali ke pelajaran
hereditas, orang-orang sebagai "pembawa" tidak akan menderita
penyakit ini. Namun, apabila keduanya bertemu akan ada kemungkinan keturunan
berikutnya menderita thalassemia. Sewajarnya, tentu tidak menginginkan anaknya
kelak menderita penyakit ini, bukan? Maka, pengecekan gen pembawa ini menjadi
info yang sangat mereka tekankan kepada khalayak umum.
Masih ada beberapa
hal lain yang diberitahukan kepada kami. Major, minor dan intermediate
merupakan tingkatan seberapa parah penyakit ini diderita oleh penderitanya.
Penderita yang paling parah adalah penderita thalassemia major yang bahkan
harus transfusi dua minggu sekali. Dan mereka harus transfusi terus menerus
untuk memenuhi kebutuhan hemoglobin dalam tubuh mereka. Sebenarnya aktivitas
transfusi ini bukannya tidak membawa dampak yang buruk. Transfusi darah yang
dilakukan berulang-ulang dan terus menerus akan menumpuk zat besi dalam tubuh.
Ini akan berimbas ke pembengkakan limfa. Bila demikian, limfa harus diangkat.
Kurang lebih demikian infonya walaupun saya tidak begitu mengerti alurnya. Yang
pasti sangat menyedihkan melihat adik-adik tersebut harus terbebani sedemikian
berat.
Hal terakhir yang
cukup mencengangkan adalah tingkat harapan hidup yang rendah. Kalau tidak
salah, normalnya mereka hanya mampu bertahan hingga usia belasan tahun. Bahkan
ketika Bunda bercerita, beliau akan sangat gembira untuk 'memamerkan' kepada
dokter apabila ada yang bertahan di atas dua puluh tahun atau tiga puluh tahun
(beliau menceritakan ini dengan menangis tentunya). Saya rasa karena hal inilah
yang menyebabkan Bunda sangat tegas menyampaikan (karena beliau mengulang-ulang
pesan ini) kepada kita agar melakukan cek darah sebelum menikah dengan calon
pasangan kita.
- POPTI dan PPTI
Beruntungnya ada
organisasi yang menangani adik-adik penderita thalassemia ini. Ada POPTI
(Perhimpunan Orang-tua Penderita Thalassemia Indonesia)- seperti yang sempat
saya singgung sebelumnya dan ada juga PPTI (Perhimpunan Penderita Thalassemia
Indonesia). Dari namanya sepertinya sudah cukup jelas. Untuk kegiatan-kegiatan
yang biasa dilakukan oleh POPTI adalah mengajak anak-anak mereka untuk
mengikuti acara-acara yang bersifat konstruktif bagi anak-anak mereka. Mereka
tidak mau penyakit yang diderita anak-anak mereka menjadi halangan bagi mereka
untuk melakukan hal-hal layaknya orang lain. Mereka memotivasi anak-anaknya
agar menjadi pribadi yang tangguh dan dapat meraih cita-citanya. Selain itu,
POPTI juga semakin kesini semakin merangkul orang-orang tua penderita lainnya
agar berjuang untuk anak-anak mereka, menghimbau agar rutin melakukan
transfusi, tidak putus asa dengan kondisi. Para orang tua ini juga menyebarkan
info seluas-luasnya mengenai thalassemia. Dan kami pun berterima kasih kepada
POPTI karena melalui mereka kami dapat berkoordinasi untuk bermanfaat satu sama
lain.
Sedangkan untuk PPTI sendiri, merupakan perhimpunan yang
anggotanya terdiri dari penderita-penderita yang sudah beranjak dewasa.
Beberapa kegiatan positif seperti gathering, camp, dan sharing sering dilakukan
untuk memotivasi satu sama lain dan mempererat relationship antar mereka. PPTI
ini juga menjadi corong kepada dunia luar mengenai seluk-beluk thalassemia.
Informasi di atas
jelas penting, dan tentu perlu disebarluaskan agar orang-orang lebih mengenal
tentang thalassemia. Pun demikian, Bunda berpesan agar memperlakukan penderita
thalassemia secara wajar saja. Dan jelas terkait kemungkinan carrier yang disinggung
sebelumnya, itulah yang termasuk penting. Sering kita dengar mencegah lebih
baik daripada mengobati kan? Sayangnya penyakit ini belum ada obatnya.
But, above all, ada
nilai-nilai yang tak kalah penting yang kita peroleh. Dan semestinya justru
inilah yang kita cari. Seperti halnya puasa yang mengajarkan kita untuk
merasakan apa yang dirasakan orang lain, disini pun ada nilai yang perlu kita
rasakan. Tetap ceria walaupun dalam kondisi yang tidak sama dengan orang normal
lainnya adalah nilai yang dapat kita ambil dari adik-adik penderita Thalassemia
ini. Kekuatan yang luar biasa jelas dimiliki oleh para orang tua mereka. Cinta,
kegigihan, dan tidak mudah putus asa untuk putra-putri mereka selalu mereka
curahkan. Kita juga dapat belajar eratnya kekeluargaan antar anggota POPTI-PPTI
ini.
Kami datang hanya
ingin berbagi keceriaan, berbagi cita-cita, berbagi buka bersama, hehe… Tapi
kami pulang dengan pengalaman dan pelajaran yang begitu berharga. Terima kasih
Bunda, Mas Robby, adik-adik, pengurus POPTI dan PPTI. Semoga bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.
Untuk acara kegiatan di Panti Wreda dapat dilihat di sini.
Untuk acara kegiatan di Panti Wreda dapat dilihat di sini.
No comments:
Post a Comment