"Penuangan kembali" memori masa kecil saya kali ini merupakan salah satu rutinitas yang saya (dan teman-teman saya) lakukan ketika kami duduk di bangku kelas 2 SD. Masa-masa kelas dua memang merupakan momen yang memiliki lumayan banyak memori. Mungkin karena saya sudah blend dengan teman-teman saya. Dan juga, waktu bermain kami terbilang masih banyak karena jam sekolah masih singkat.
Saya kurang tahu jam sekolah di tempat lain, di daerah lain atau di kota-kota besar apalagi kalau dibandingkan dengan sekolah jaman sekarang, tapi yang pasti saat saya kelas 2 SD jam sekolah saya dari pukul setengah 10 sampai setengah 1 siang. Enak kan? pastinya :p Berpikir untuk bangun siang? Saya dulu bukan tipikal seperti itu (sekarang iya :| ). Mungkin kita juga tahu se-aktif apa yang namanya anak kecil. Pagi-pagi saja sudah lari-larian kemana-mana. Dan lagi, bagi kehidupan desa, bangun siang itu seperti menjadi hal yang tabu. Dan jadilah jam 5 pagi pasti saya sudah 'berkeliaran'.
Kalau begitu, berarti saya memiliki waktu sekitar empat jam sebelum berangkat ke sekolah. Lalu apa yang saya kerjakan? Karena saya waktu itu tinggal dengan embah saya, sudah pasti saya membantu beliau. Pertama, menyapu halaman seluas lapangan futsal. Just for your information, rumah-rumah di desa memang lazim memiliki halaman rumah yang luas. Keasriannya (baca: banyak pohon) juga tidak perlu dipertanyakan lagi. Maka silakan dibayangkan sendiri kombinasi dari situasi tersebut, halaman luas, banyak daun berguguran dari pohon, dan musti disapu,hmmm.. Oke, saya tidak mau bilang saya melakukannya secara rutin, karena memang tidak serutin itu. Embah saya yang lebih sering melakukkannya. Tapi satu yang saya ingat pesan dari Embah saya adalah "nyapu pagi-pagi itu sekalian olahraga", kebayang kan? Dan benar saja itu sebagai ajang olah raga, setelah itu segar, berkeringat banyak. Tapi tetap saja capek,hehe..
Kemudian, setelah matahari rada 'hangat' saya dan teman-taman mulai menyiapkan peralatan perang-peralatan mencari rumput. Mencari rumput memang salah satu aktivitas kami anak desa untuk membantu para orang tua kami. Dan karena kami punya waktu luang di pagi hari kenapa tidak kita pakai untuk mencari rumput. Jelas, sengatan matahari tak seterik kalau siang hari nanti. Lagipula, kita juga bisa sambil bermain-main di ladang atau sawah sebelum berangkat sekolah. Tanpa buang-buang waktu kami berduyun-duyun mencari rumput karena kami juga dikejar jadwal berangkat sekolah kami.
Waktu kami hanya sekitar dua jam, jadi kami mencari rumput tidak jauh dari sekitaran desa kami. Terkadang kami memang hanya dapat sedikit rumput. Terlebih lagi saya yang paling tidak mahir untuk mencari rumput. Tapi, yang paling penting adalah kami sudah menyetok pakan untuk ternak kami. Kalau masih kurang pun kami bisa mencari rumput lagi sepulang sekolah. Selain itu, kami senang kami bisa bermain-main di ladang atau sawah atau hutan. Atau bahkan mungkin kami berburu buah-buahan untuk sarapan kami. Dan hal-hal seperti itulah yang menjadi momen menyenangkan kami. Ketika kami selalu bersama-sama.
Tanpa jam kami tahu kapan kami harus pulang. It's just like instinct, you know. Kami pulang, menaruh pakan, pergi ke sendang untuk mandi, pulang lagi, kemudian akhirnya berangkat ke sekolah menempuh perjalanan dua kilometer-jalan kaki. Bersama-sama lagi. Hampir sepagian kami sudah beramai-ramai bersama, sampai akhirnya di sekolah, bahkan sampai nanti sepulang sekolah sekalipun.
Pagi saya-kelas dua dulu memang seluang itu,kelihatannya. Tapi tidak seluang itu juga karena aktivitas 'bermain' saya bersama-sama teman-teman saya. Kami senang melakukannya. Kami senang menghabiskan waktu bersama-sama. Kami senang membantu orang tua-orang tua kami. Mungkin beberapa kali mengeluh, saya rasa wajar, dan saya tidak munafik. Bagaimanapun itu, saya senang memiliki masa kecil seperti itu-cara menyambut pagi seperti itu.
No comments:
Post a Comment