Saturday, October 23, 2010

Story of The Only One Owner of The Design House of Silicon In Indonesia

And this is the assignment from my favorite class, Entrepreneurship class. From the last lecture, again my lecturer invited a guest lecturer who has industrial background. At that time, my lecturer invited the only one owner of Design house of Silicon Chipset in Indonesia for now, Mr.Eko Fajar or may be you can find his name as 'Eko Halal' in Japan. In my opinion he is very good achiever, pure engineer, yet a good entrepreneur as well. It was quite inspiring story about his life. And, he also gave us tips to be an engineer-entrepreneur especially in such a big enterprise. For further, it can be read by the article below. Enjoy it although it is in bahasa.


===================================================================

Dibalik Berdirinya Satu-Satunya Perusahaan Design House Chipset Silikon di Indonesia
Kuliah Tamu Oleh Bapak Dr. Eko Fajar N., Ph. D
===================================================================

Menjadi yang pertama tentu saja memberikan kesan luar biasa dalam hal apapun itu. Hal inilah yang menjadi salah satu pegangan Bapak Eko Fajar sebagai pendiri pertama dan satu-satunya “ Design House Chipset Silikon: CV. Versatile Silicon Tech.” di Indonesia. Akan tetapi, seperti yang kita ketahui bersama, tidak mudah untuk menjadi yang pertama. Jika demikian mudah, tentu sudah ada yang memulai jauh-jauh hari sebelumnya. Dan pada kesempatan kuliah tamu dalam perkuliahan Kewirausahaan, beliau menyampaikan pengalamannya hingga mencapai titik yang ia duduki saat ini.
Agenda yang disampaikan dalam kuliah beliau mencakup hal-hal berikut ini:
a. Entrepreneur can change the world
b. Entrepreneur: Realita di Lapangan
c. Pengalaman (Bapak Eko Fajar) Sebagai Pelaku
d. Diskusi
Entrepreuner merupakan salah satu profesi yang cukup berat dalam membangunnya tetapi ketika berhasil, profesi ini mampu memberikan dampak positif bagi diri, lingkungan atau bahkan dunia. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman Bapak Eko sendiri sebagai pendiri satu-satunya design house silikon pertama di Indonesia yang memberikan implikasi bahwa Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain di luar sana dan memacu kesetaraan negara ini terhadap negara-negara lainnya. Tidak hanya itu, entrepreneur juga mampu sukses di taraf internasional seperti misalnya Bill Gates sebagai pendiri Microsoft serta masih banyak lagi yang lainnya.
Setelah ditinjau, ciri-ciri entrepreneur antara lain:
a. Thinker, seorang entrepreneur mampu melihat peluang apakah yang kurang dalam masyarakat untuk kemudian dapat dibuat suatu usaha sesuai kebutuhan masyarakat tersebut
b. Doer, tidak hanya memikirkan hal-hal yang kurang dalam masyarakat sebagai wacana saja, seorang entrepreneur juga berani merealisasikan pemikiran-pemikirannya tersebut
c. Innovator, tidak harus melulu memikirkan suatu penemuan produk baru untuk menjadi entrepeneur yang sukses, adanya peluang perbaikan pada produk yang sudah ada juga harus dipertimbangkan oleh seorang entrepreneur
d. Risk Taker, berani mengambil langkah apapun sekalipun cukup ekstrim. Namun, segala konsekuensinya tetap harus terkalkulasi dalam pemikiran-pemikiran kita
e. Determination, seorang entrepreneur wajib berkeinginan kuat untuk merealisasikan pemikiran-pemikirannya, tetap teguh walaupun terjadi kegagalan dan tidak mudah putus asa.
Menjadi seorang entrepreneur tentu saja memberikan berbagai mancam manfaat, seperti:
a. Mengubah cara manusia melakukan sesuatu
b. Menimbulkan lapangan pekerjaan baru
c. Menumbuhkan ekonomi
d. Membuat dunia menjadi lebih baik
Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan, pengalaman merupakan salah satu hal yang dijadikan acuan untuk menjadi seorang entrepreneur. Dengan pengalaman-pengalaman yang dimiliki akan mempertajam pemikiran, mengambil langkah yang matang, dan meminimalisir resiko-resiko yang mungkin muncul. Dengan demikian, bagi kalangan pemuda yang nota-benenya masih minim pengalaman, entrepeneur muda yang sukses merupakan suatu hal yang jarang dijumpai. Namun, bukannya tidak mungkin mereka ada. Pendiri facebook, google, atau bahkan microsoft didirikan oleh orang-orang muda. Pemikiran yang lebih bebas dari para pemua tersebutlah yang mendongkrak kesuksesan mereka. Jadi, tidak perlu minder apabila masih muda memiliki mimpi sebagai entrepreneur. Kesuksesan entrepreneur-entrepreneur yang “cukup umur” ini juga dibenarkan oleh beberapa survey yang diadakan di US pada tahun 2009 yang memaparkan:
a. Berpendidikan tinggi (>= S1)
b. Berprestasi tinggi di SMA dibandingkan di bangku kuliah
c. Berasal dari strata menengah atau strata bawah bagian atas
d. Lebih terdidik dan lebih berjiwa entrepreneur dibandingkan orang tuanya
e. Tertarik menjadi entrepreneur ketika di bangku kuliah
Selain itu, sebagian besar seorang entrepreneur berada dalam kondisi berikut ini:
a. Menikah dan mempunyai anak
b. Mempunyai pengalaman industri yang sangat banyak
c. “Serial Entrepeneur” atau pengusaha berkelanjutan
d. Umur rata-rata dan median para pendiri di atas 40 tahun ketika memulai perusahaan
Dalam beberapa kasus, seorang entrepreneur memilih jalur entrepreneurship sebagai karirnya karena alasan-alasan berikut ini:
a. Ingin mengejar kekayaan
b. Ingin mempunyai perusahaan
c. Terpengaruh budaya start-up
d. Ingin merealisasikan ide bisnis
Selain itu, terdapat beberapa cara bagaimana seorang entrepreneur itu terjun ke dunia entrepreneurship. Hal ini juga didasarkan pada pengalaman Bapak Eko. Pertama adalah Entrepreneur yang terpaksa di saat masa studinya. Hal ini terjadi karena dorongan kebutuhan Bapak Eko ketika kuliah di Jepang. Karena adanya dorongan ingin menyediakan makanan halal bagi masyarakat di sekitarnya, Bapak Eko berinisiatif untuk menjadi entrepreneur di bidang penyediaan makanan halal tersebut yakni sebagai penyembelih daging ayam. Sebagai usaha penyedia makanan halal yang pertama di Jepang tentu saja usaha ini menjadi usaha yang sangat sukses bahkan sampai saat ini. Namun demikian, untuk menjadi yang pertama pasti ada beberapa halangannya seperti misalnya dianggap aneh, harus menghadapi tuntutan lingkungan yang ekstrim atau bahkan dikritik beberapa kolega sebagai seorang yang materialistis. Namun akhirnya, berbagai kritik miring tersebut telah terbayarkan dengan kesuksesan yang dirasakannya hingga saat ini.
Cara kedua untuk menjadi entrepreneur yang diambil Bapak Eko adalah menjadi entrepreneur di bidang riset teknologi sambil kerja sebagai salah satu petinggi di suatu perusahaan besar di Jepang. Hal ini dia lakukan karena ketertarikan Bapak Eko di bidang teknologi dan berkeinginan untuk mengembangkannya. Berbagai persiapan untuk perusahaan barunya telah dilakukan seperti mendirikan laboratorium ataupun menyiapkan beberapa engineer dengan menyekolahkannya. Namun, sayangnya bisnis ini gagal total. Berdasarkan peninjauan Bapak Eko sendiri bahwa perlu adanya pengawasan yang intensif dari seorang pemimpin dalam mendirikan suatu perusahaan disamping fokus kerjanya. Selain itu, marketing yang baik serta ketersediaan engineer menjadi hal yang juga penting. Dengan demikian, beliau memutuskan untuk berhenti dari perusahaan tempat dia bekerja untuk berkonsentrasi di usaha yang akan dirintisnya.
Cara ketiga adalah menjadi entrepreneur sepenuhnya tanpa terikat kerja di suatu perusahaan. Walaupun hanya berawal dari tiga orang dan dengan pemikiran yang matang, akhirnya bisnis ini berjalan cukup sukses di tanah air. Selain itu, hal ini membuktikan bahwa konsentrasi akan suatu perusahaan menjadi hal yang amat penting. Bekal pengalaman yang diperoleh dari perusahaan sebelumnya menjadikan bisnis ini sukses besar. Selain konsentrasi yang ditingkatkan, beberapa hal lain yang beliau peebuat adalah: memperkuat jaringan baik dari negara Jepang sebagai negara acuan maupun dari tanah air sebagai penyedia tempat maupun sumber daya manusia. Lebih jauh lagi, beliau secara langsung meminta adanya kurikulum yang disesuaikan dengan perusahaan yang dia miliki.
Setelah melalui berbagai suka-duka dalam menjalankan bisnis yang dimilikinya, akhirnya Bapak Eko memetik hasilnya sebagai salah satu entrepreneur Indonesia yang sangat sukses. Bisnis design house silikon telah berkembang dan memiliki engineer yang tidak sedikit. Beberapa produknya bahkan dipasarkan di pasar internasional. Selain itu, bisnis penyediaan makanan halal juga tetap berjalan dan bahkan semakin sukses di bawah pengawasan istrinya. Bisnis inipun telah menyasar ke kancah internasional pula.
Dari pengalaman yang dialami Bapak Eko terdapat beberapa poin penting yang dapat dijadikan bahan pelajaran, yaitu:
a. Harus cinta pada bidang yang digeluti
b. Akan selalu ada orang yang mencibir dan mendukung pada waktu yang bersamaan
c. Tetap fokus akan tetapi fleksibel dengan mematangkan bisnis model dan mencari identitas bisnis kita.
d. Mendirikan suatu perusahaan merupakan hal yang membosankan
e. Orang-orang di sekitar kita khususnya budaya di Indonesia adalah “menjauh ketika beresiko, mendekat bila berhasil”
f. Harus mempertimbangkan untuk menghetikan usaha apabila tidak menghasilkan pada kurun waktu tertentu. (menurut Bapak Eko: 3 tahun)
g. Ketika ada satu orang berhasil, terdapat 99 orang lainnya yang gagal, berarti jangan takut untuk gagal karena banyak di luar sana yang senasib dengan kita
Selanjutnya adalah beberapa hal yang disimpulkan oleh Bapak Eko, yakni:
a. Sukses adalah siap ketika kesempatan datang namun tidak menunggu kesempatan untuk datang
b. Apabila memiliki ide yang brilian harus dilakukan pengkajian apakah ide tersebut benar-benar unik. Apabila sudah pasti unik harus diimplementasikan dengan baik dengan mencari partner yan berpengalaman dan dapat dipercaya
c. Jadilah entrepreneur bukan ingin-menjadi-entrepreneur.



No comments:

Post a Comment