Bromo...merupakan salah satu tempat wisata yang paling terkenal di Indonesia. Bahkan ketika saya googling di situs internasional, Bromo ini menjadi salah satu destinasi wisata yang sering disebut setelah Bali. Dan beruntungnya saya sempat mendapatkan pengalaman untuk menikmati anggunnya Gunung Bromo ini. Bagaimana saya bisa sampai kemari? Terima kasih kepada kantor saya yang memberikan pekerjaan ke daerah Banyuwangi karena kesempatan ke Bromo saya peroleh lantaran ada pekerjaan di Banyuwangi.
Saat itu saya memang sedang ditugaskan di area Banyuwangi selama dua minggu. Singkat cerita, ada permasalahan di Jember. Karena cukup urgent, saya dan senior saya dulu-duluan sampai di Jember untuk troubleshooting. Senior saya sendiri berangkat dari Surabaya. Saya yang terlebih dulu sampai di Jember dan masalah saya yang atasi. Tak lama, senior saya datang, and we got nothing more to do. Apparently, saat itu sabtu malam dan rasanya lumayan sia-sia kalau kembali ke Surabaya langsung. Secara spontan kita memutuskan untuk mampir Bromo sembari perjalanan pulang. (Sebenarnya saya yang lumayan memaksa ke Bromo, karena saya belum pernah ke sana, sedangkan senior saya sudah beberapa kali pergi kesana). Malam itu juga kami bertolak dari Jember ke Probolinggo- lima orang dua mobil. And I was really excited, unquestionably :D
Perjalanan ke Bromo memang sengaja kami buat santai saja, mengingat driver kami pasti cukup lelah karena siangnya menyetir cukup lama. Selain itu, kami sempat nyasar dan harus memutar balik ( saya tidur dan tidak menyadari kalau kami nyasar). Akhirnya saya terjaga ketika mobil kami mulai melewati jalan menanjak dan udara terasa dingin dan saya semakin antusias. Saya mengira bahwa sebentar lagi saya akan mencapai Bromo, tapi kenyataannya saya harus melek sampai-sampai bosan (even no phone signal, totally mati gaya).
Tujuan kami adalah tempat bernama 'terminal'. Kami tiba di terminal sekitar pukul 2 pagi. Saya pikir kami datang terlalu cepat tapi ternyata terminal sudah lumayan ramai. Mobil di parkir dan saat keluar mobil, brrr,,,dingin luar biasa. Warung kopi, jadi sasaran pertama kami. Sembari menghangatkan badan dengan kopi dan indomie kami menawar harga sewa jeep. Tawar-menawar yang cukup alot saat itu. Paket empat tempat dengan harga 600rb, bagi saya terasa sangat mahal. Atau mungkin karena waktu weekend jadi tarifnya naik-saya juga kurang tahu. Pada akhirnya kami menyepakati harga tersebut walaupun dengan ngutang - saya dan senior saya tidak membawa uang cash yang cukup. Sebagai persiapan saya juga membeli kupluk dengan harga yang cukup murah, sepuluh rupiah saja.
Jeep dijadwalkan berangkat pukul empat. Saya tadinya heran kenapa harus berangkat sepagi itu. Ternyata tujuan pertama yaitu Penanjakan - tempat untuk para pemburu matahari terbit. Itulah kenapa, kita harus berangkat pagi-pagi sekali. Tiga tempat lainnya yaitu kawah bromo, savana dan terakhir adalah pasir berbisik.
Perjalanan menuju penanjakan memang bukan melalui jalan yang mudah. Selain tanjakan tajam,jalan yang dilalui aspalnya rusak. Ini lah alasan utama kenapa kami harus menggunakan jeep sedangkan untuk menggunakan mobil biasa tentu tidak memungkinkan. Dalam perjalanan kami menjumpai beberapa orang yang memaksakan menuju penanjakan menggunakan sepeda motor. Tentu saja, hanya motor-motor tertentu yang mampu menaklukan jalanan yang terjal tersebut.
~to be continued (ternyata panjang juga kalau diceritain, lain kali aja disambungnya :D )
Part 2: Pengobat Penat - Mengejar Keanggunan Bromo (Part 2)
Part 2: Pengobat Penat - Mengejar Keanggunan Bromo (Part 2)
No comments:
Post a Comment