Tahun lalu, saya memesan tiket promo Jakarta-Lombok. Senang bukan main ketika saya mendapatkan tiket cukup murah ke salah satu destinasi wisata andalan Indonesia. Apalagi liburan itu rencananya dengan teman-teman saya. Makin excited-lah saya menanti hari keberangkatan di tahun berikutnya. Tapi, dua bulan setelah tiket issued, excitednya berubah jadi kesal. Dari senang bukan main jadi kesal bukan main. Gara-garanya maskapai yang harusnya mengantar kita dinyatakan bangkrut, Batavia Air. Praktis maskapai tersebut tidak beroperasi. Dua bulan berikutnya kami jelas tidak berangkat wong pesawatnya tidak jalan. Uang refund? sampai detik ini tidak ada kabarnya, siapa yang tidak kesal coba?
Sudah begitu, saya toh tidak kapok, masih saja berkeinginan mengunjungi Pulau Lombok ini. Mau beli tiket normal mahalnya luar biasa, mau nunggu promo sebenarnya juga rada trauma. Sebenarnya sudah ada ajakan teman-teman untuk ke Lombok dan sekalian beli tiket bareng dengan mereka. Tapi harganya itu lho.. Saya bilang saja kalau nanti saya bisa, saya nyusul deh. Sampai suatu hari tiba-tiba ada promo Citilink 55ribu semua rute. Langsung saja saya ambil rute Jakarta-Surabaya-Lombok-Surabaya-Jakarta (tidak ada direct flight Citilink JKT-LOP). Tentu saja tanggalnya menyesuaikan tanggal teman-teman saya. Sayangnya, saya tidak dapat tiket kembali Surabaya-Jakarta. Tapi perjalanannya makin seru.. (nanti lihat saja)
13 Orang peserta rombongan (Photo by Indra) |
Dan kali ini, penantian saya tidak sia-sia. 21 November lalu saya menuju Lombok dan tiba dengan selamat lagi di Jakarta tanggal 25 November malam. Breakdown perjalanan saya ke Lombok kemarin kira-kira seperti ini:
1. Transportasi
Unexpectedly, saya menggunakan semua jenis moda transportasi ya di darat, di laut maupun di udara. Pesawat saya gunakan untuk menyebrangkan saya dari Jakarta sampai ke Lombok via Surabaya kemudian kembali lagi Surabaya. Sebenarnya belakangan saya sadar kalau Surabaya itu gerbangnya ke Indonesia bagian timur. Jadi, kalau mau cari tiket promo, jangan melulu lihat keberangkatan dari Jakarta, bisa jadi ada chance dari Surabaya. Selanjutnya, perahu-kapal, saya gunakan untuk menyeberang dari Pulau Lombok menuju Gili Trawangan dan untuk snorkeling ria. Dua transportasi berikutnya yaitu bus yang saya gunakan untuk melintas Surabaya-Solo dan kereta untuk Solo-Jakarta (cerita lengkapnya nanti ya). Intinya sih, kalau mau backpackeran hafal rute dan segala alternatifnya bisa jadi keuntungan. Bandingkan saja, teman-teman saya menghabiskan ongkos lebih dari 1,5jt sedangkan saya sekitar 500ribuan. Oh iya lupa, untuk transport selama di Lombok menggunakan rental mobil dan tambahan ojek. Lengkap kan?
2. Destinasi
Jadwal 3 hari 2 malam memang jadwal yang sangat singkat untuk menjelajah lombok. Hari pertama kami seharusnya mengunjungi beberapa pantai di Lombok Tengah tapi hanya berhasil di Pantai Kuta dan Desa Sade saja. Hari berikutnya menghabiskan waktu di Gili trawangan dan sekitarnya dengan sebelumnya mampir di Bukit Malimbu. Sedangkan hari terakhir teman-teman saya langsung menuju Bandara. Kalau saya mampir dulu ke Pura Lingsar dan Museum NTB. Petualangan saya ternyata tidak berhenti disitu. Dengan rute yang saya punya, saya bisa mampir ke Surabaya dan Solo. Di dua tempat ini bisa dibilang jalan-jalan lah ya..
3. Akomodasi
Tidak seperti teman-teman saya yang hanya bermalam hanya dua malam, saya harus ekstra satu malam selama di Lombok. Ini karena saya yang harus menyesuaikan jadwal pesawat mereka. Sehari sebelumnya saya sudah sampai. Malam pertama itu saya tidur di masjid dekat bandara. Untuk yang mau backpacker ria, masjid ini bisa jadi alternatif. Bapak penjaga masjidnya baik sekali. Menurut beliau memang sudah sering orang-orang menginap di masjid itu. Untuk dua malam berikutnya, saya menginap di hotel yang sudah dipesan sebelumnya yaitu Villa Mataano di Senggigi dan Creative Homestay di Gili Trawangan.
4. Kuliner
Lombok ini tidak hanya terkenal wisata alamnya tapi juga kulinernya. Nasi balap puyung adalah menu yang bisa ditemui di depan Bandara. Di Gili Trawangan saya menikmati ikan barracuda bakar dan beberapa sate seafood. Ayam taliwang dan Mesre Taliwang menjadi kuliner khas yang menutup perjalanan kami selama di Lombok.
Kurang lebih itulah seputar perjalanan saya ke Pulau Lombok. Detil ceritanya nanti saya update satu persatu. Yang pasti saya kurang puas selama di Lombok kemarin. Dan di hari pertama saya di Lombok kemarin itu, saya sudah berjanji akan kembali ke Lombok lagi.
Malimbu, Pit-StopSebelum Menyeberang Gili Trawangan
Related Posts:
No comments:
Post a Comment