Pages

Sunday, September 14, 2014

Ketika Bertemu Dengan Orang-Orang Hebat

Untuk kesekian kalinya saya menceritakan sedikit tentang hidup saya ke orang lain. Sekali ini, lagi-lagi saya diharapkan untuk menuliskannya. Ahh...saya tentu ingin sekali. Tapi menulis itu tidak mudah. Kali ini, bukannya saya ingin menceritakan ulang kejadian obrolan kami di kereta NS tadi. Tapi, saya sadar kembali bahwa ketika Allah mempertemukan kita dengan orang-orang hebat, itu adalah nikmat dari Allah SWT.

Menjadi hal yang logis bahwasanya lingkungan pertemanan kita menjadi penting dalam membentuk diri kita. Boleh jadi kita pernah mendengar perumpamaan berteman dengan orang-orang yang baik dan yang buruk adalah seperti berteman dengan penjual parfum dan pandai besi. Jika kita berteman dengan penjual parfum, besar kemungkinan kita akan mendapatkan bau wanginya meskipun kita tidak membeli atau memiliki parfum darinya. Sebaliknya, apabila berteman dengan pandai besi, sangat mungkin diri kita terbakar, atau terkena kotoran serbuk besi, atau mungkin sekedar bau yang tidak sedap darinya. Hebat itu jelas relatif. Namun, biarkan saya menempatkan rekan-rekan saya tadi dalam jajaran 'penjual parfum'. 


Mereka Itu Rendah Hati
Bagai ilmu padi yang semakin berisi semakin merunduk, pepatah yang seringkali kita dengar. Biasanya pepatah ini merupakan suatu nasehat. Saya kira, bisa saja hal itu merupakan suatu sebab-akibat. Pada saat seseorang menjadi semakin hebat, dia menjadi semakin rendah hati. Dan seperti demikianlah orang-orang yang saya anggap hebat. Saya selalu bisa mendapatkan tempat untuk berbagi pikiran secara terbuka. Terlepas dari apapun justifikasi mereka nantinya, baik yang diutarakan atau hanya hanya bernaung di pikiran mereka, ruang yang diberikan untuk kita adalah bentuk apresiasi mereka kepada diri kita. Ini bukan sekedar 'ruang' yang diberikan secara sambil lalu karena tidak peduli. Benar-benar ruang dimana mereka mau memperhatikan diri kita. Menjadi rendah hati itu sangat sulit. Saya kira hal itu karena tempaan pengalaman yang mendidik mereka menjadi orang hebat dan di waktu yang bersamaan lambat laun belajar akan kerendahan hati tersebut. Bilamana kita merasa dihargai saat kita berbicara? Tentu saja saat didengarkan.

Mereka Melihat Sisi Lain Yang Tidak Kita Lihat
Orang-orang hebat memang bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda. Pada dasarnya, siapapun bisa saja memiliki pandangan yang berbeda atas suatu hal. Tapi, kalau kita berbicara dengan mereka, pandangannya jelas memiliki bobot yang berbeda. Bukan sesuatu yang asal keluar dari mulut. Satu contoh, misalnya kita tidak begitu yakin akan melakukan suatu hal. Kalau itu hal baik dan memang realistis, mereka akan bilang kalau kita pasti bisa. Bukan hanya karena ingin menyampaikan apa yang kita dengar. Selain sebagai bentuk dukungan moril, mereka tahu bahwa segala hal itu bisa dilakukan dengan perjuangan. Sebagaimana banyak hal yang telah mereka lalui yang menjadikan diri mereka hebat. Kalau sekedar ingin menyampaikan apa yang ingin didengar, dari awal mereka tidak akan memberikan 'ruang'.

Perjuangan dan/atau Kebaikan Yang Menjadikan Mereka Hebat
Dan inilah bagian yang menjadikan mereka hebat. Kehebatan mereka tidak serta merta diperoleh secara instan. Ada sebabnya hingga layak dikaruniai kehebatan semacam itu. Saya percaya akan dua hal yang menjadikan mereka hebat, perjuangan dan/atau kebaikan. Pelaut ulung tidak pernah dilahirkan dari lautan yang tenang. Serangkaian perjuangan dalam hidupnya menjadi modal untuk menuai kehebatan itu. Mungkin tidak selalu karena perjuangan, melainkan kebaikan yang dilakukan dalam kehidupan mereka sebelum-sebelumnya. Menuai apa yang ditanam. Saya percaya itu. Hingga pada akhirnya Allah memberikan karunia kehebatan atas dirinya karena kebaik-kebaikan itu. Atau bisa juga gabungan dari keduanya. Ketika mereka sudah berjuang keras dan sering berbuat kebaikan, akan sangat pantas mereka memperoleh kehebatan itu.

Kemudian, marilah kita selalu berteman dengan orang-orang hebat sehingga harapannya kita juga menjadi hebat, atau setidaknya terjaga dalam kebaikan. Kemudian kita bisa membantu membagi pandangan-pandangan yang baik kepada siapapun. Dan pada akhirnya, berjuang dan selalu menebar kebaikan, sehingga kita pantas mendapatkan apa yang kita dapatkan, dan bersyukur bahwa kita pernah berjuang keras dan berbuat kebaikan. 

Terima kasih teman-temanku :)

No comments:

Post a Comment