Matahari terbenam dari Puncak Cikuray |
Inilah.. Akhirnyaa..
Akhirnyaaa… Keinginan saya untuk mendaki gunung sedari saya kecil dulu tercapai
juga. Masih ingat sekali saya saat-saat sebelum saya sekolah dulu yang menangis
jejeritan ketika Abang saya ingin pergi mendaki. Bahkan kata Ibu saya, saya
sudah bersiap siaga di depan pintu ketika Abang saya sudah sibuk dengan carrier-nya. Tentu, Abang saya berhasil jalan
ketika saya sudah dirayu, dialihkan perhatiannya ke hal lain. Tapi pada
akhirnya tanggal 22-23 Juni lalu saya bisa mendaki gunung. Bukan waktu yang
sebentar hanya untuk menanti sebuah pendakian :D
Pendakian perdana
saya ini adalah mendaki Gunung Cikuray yang ada di Garut. Teman-teman
seperjalanan saya sebagian besar adalah orang yang baru saya kenal. Kami
serombongan bersebelas dan hanya satu orang saja yang saya kenal dari awal-
Riza. Pendakian ini pun sudah saya mohon-mohon ke Riza sedari dulu sekembalinya
saya stay di Jakarta. Maklum, ketika saya dulu masih bekerja dan di tempatkan
di luar kota Jakarta, saya hanya menikmati perjalanan pendakian teman-teman
saya melalui foto atau cerita (dan sayangnya ketika kita sudah lulus kuliah,
teman-teman mulai sering mendaki)
Rombongan Pendaki |
Jumat, 21 Juni
malam, kami berangkat dari Terminal Kampung Rambutan. Keesokan paginya kami
sudah tiba di Tarogong, Garut tempat pick up yang akan mengantar kami menunggu.
Setelah mengisi perut sebentar dengan kupat atau lontong kami segera menuju ke
Pemancar- titik awal pendakian. Tempatnya indah sekali, di antara perkebunan
tehh yang membentang hijau, nan luas. Akan tetapi, jalanan menuju pemancar ini
kurang bagus. Bahkan kami harus sempat turun pick-up saat tanjakan tajam.
Perkebunan teh menuju Pos Pemancar |
Pemandangan dari Pos Pemancar |
Usai registrasi dan
bersiap-siap, pukul 10, kami memulai pendakian. Di awali dengan melintasi
perkebunan the kemudian masuk ke dalam hutan-hutan. Terdapat 7 pos sebelum
mencapai Puncak Cikuray. Saya rasa saya tidak bisa memberikan penilaian seperti
apa karena ini pendakian perdana saya. Yang pasti, di dalam hutan ini tracknya
selalu menanjak dengan tanah licin dan banyak akar. Setelah tujuh setengah jam
perjalanan, akhirnya kami sampai di puncak. Dan, beruntung sekali kami
mendapatkan momen matahari terbenam. Sangat indah.
Tracking di dalam hutan |
Setelah matahari
terbenam kami mulai mempersiapkan makan malam dan membuat minuman-minuman yang
menghangatkan tubuh. Sebelumnya, tenda sudah kami dirikan dibalik puncak agar
tidak terlalu diterpa angin. Bulan yang hampir bulat sudah terlihat bagus
walaupun bukan bulan purnama. Udara super dingin menusuk hingga tulang. Setelah
berbincang-bincang sebentar, kami pun langsung tidur. Bukan hal yang mudah bagi
saya untuk tidur di hawa sedingin itu.
Matahari terbenam |
Pukul empat pagi
salah seorang teman sudah membangunkan kami. Bukan hanya untuk solat subuh,
tapi juga untuk mempersiapkan menikmati
matahari terbit. Udaranya jauh lebih dingin ketimbang di malam hari.
Tapi toh kami tetap bergegas menuju puncak. Menanti saat-saat matahari terbit.
Sebelum matahari
terbit pun, langit sudah sangat cantik dengan warna kebiruan dan beberapa
bercak awan. Di sisi timur ini pun,
terdapat sebuah gunung yang diselimuti awan dan kabut. Semua tak sabar menanti
pemandangan indah matahari terbit dari puncak ini. Dan memang pemandangannya
luar biasa bagus.
Setelah matahari
agak menanjak, kami beralih ke sisi barat. Disisi ini pemandangannya tidak
kalah bagus karena terdapat barisan gunung yang cantik. Selain itu, ada pula
bayangan dari Gunung Cikuray ini sendiri. Menakjubkan.
Menanti matahari terbit |
Bayangan Gunung Cikuray |
Kami tak
berlama-lama untuk menikmati suasana pagi ini karena kami harus segera turun.
Setelah sarapan kami langsung berkemas. Sekitar pukul 8 kami sudah turun
gunung. Dengan menggunakan pick up hari sebelumnya, sekitar pukul dua kami
meninggalkan Pos Pemancar menuju Terminal
Garut. Dari Terminal Garut inilah kami bertolak ke Jakarta dan tiba di
Jakarta sekitar tengah malam.
Benar-benar
pengalaman yang sangat tak terlupakan bagi saya. Ada banyak hal yang saya
dapatkan tapi tidak saya bagikan di sini karena ini soal rasa, mengenai
pemaknaan. Dan akan terlalu banyak kalau saya bagikan di sini. Yang pasti,
sepertinya jika ada kesempatan, saya ingin tetap mendaki. Karena ini baru
permulaan.
Terakhir, terima
kasih teman-teman baru saya semuanya.
No comments:
Post a Comment